Jumat, 04 Agustus 2023

Jodoh di Tangan Tuhan? Nggak! Kita yang Tentuin Sendiri





Jodoh di tangan Tuhan, tentu adalah suatu persepsi yang secara turun-temurun selalu diajarkan dari generasi dahulu ke generasi berikutnya. Pun, hal tersebut masih berlaku sampai era modern seperti sekarang ini. Terlebih bagi orang-orang yang menjunjung tinggi religiusitas dalam hidupnya. Karena, dalam agama yang aku anut saat ini, selalu diajarkan bahwa "Jodoh, Rezeki dan Maut sudah ada yang mengatur". Emang sih nggak salah, karena itu yang aku yakini pula. Jika, dilihat dari sisi agamanya saja. Tapi, aku menemukan fakta yang bertolak belakang dengan hal tersebut. Jadi, gini ceritanya...

Jodoh di Tangan Tuhan? Nggak! Kita yang Tentuin Sendiri

Cinta dan jodoh tentu akan selalu menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Banyak yang percaya bahwa jodoh merupakan takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Tapi, apakah benar demikian? Kali ini aku akan membuktikan sebuah pandangan yang cukup menarik. Karena aku menemukan fakta bahwa jodoh sebenarnya ditentukan oleh diri kita sendiri. Jadi, nggak sepenuhnya ada ditangan Tuhan semata.

Soalnya, setelah mengalami patah berkali-kali, ditinggal lamaran berkali-kali, aku mulai menerapkan hal itu pada diri ku sendiri. Bisa dibilang, aku memiliki kecenderungan enggan mencari pasangan atau entah apalah itu sebutannya. Hal tersebut terjadi karena persepsi "Jodoh di tangan Tuhan" yang sangat begitu melekat dalam benak pikiran ku. Pemikiran yang kemudian muncul adalah "Ngapain sih cari pasangan? Kan udah ada yang atur. Ntar juga dateng sendiri". Hal tersebutlah yang aku terapkan pada diri ku sendiri. Kemudian, membuat ku terjebak dalam pusarannya. Bro Sist, yakinlah itu nggak tepat.

Tapi, ada hal yang lebih penting sebelum terlalu jauh membahas dengan pengalaman pribadi ku. Yaitu, mari kita buka bahasan kali ini dengan fakta yang menyatakan bahwa saat ini, kita semua hidup dalam era yang semuanya serba modern dan digital. Generasi sekarang semakin berani dan percaya diri dalam mengambil kendali atas hidup mereka sendiri. Termasuk pula dalam urusan jodoh. Walupun sebagian lainnya masih terjebak dalam pusaran lama, belakangan ini mulai ada sebagian dari mereka yang menolak kepercayaan bahwa jodoh ditentukan oleh Tuhan semata. Mereka menganggap bahwa cinta dan jodoh adalah hasil dari keputusan dan tindakan yang diambil oleh individu itu sendiri. Buktinya? Banyak generasi sekarang yang mengandalkan dating apps untuk mencari jodohnya. Banyak yang kemudian berhasil, nggak sedikit yang tetap gagal.

Terus, Gimana Caranya?


Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki kebebasan dan hak untuk memilih pasangan hidupnya sendiri. Kita memiliki kemampuan untuk mengenali orang-orang yang cocok dengan kita. Biasanya berdasarkan dari kesamaan nilai-nilai, kesamaan minat dan visi yang serupa. Maka dari itu, percayalah kalau bukan Tuhan yang secara langsung menentukan siapa yang akan menjadi jodoh kita. Melainkan, kita yang melibatkan diri aktif dalam proses pengenalan dan pemilihan pasangan hidup kita nantinya. Ya memang, sebagai manusia yang memiliki agama, kita harus meyakini kalau Tuhan ada di setiap langkah dan tindakan kita. Namun, ingatlah dalam Islam kita diajarkan bahwa "Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri". Kalau agama lain, coba cari referensi sendiri ya. Pasti ada mirip-miripnya.

Selain itu, penting untuk mencatat bahwa cinta dan hubungan jodoh adalah hasil dari interaksi dan komunikasi yang baik antara dua individu. Tidak ada kekuatan ilahi yang memaksakan seseorang jatuh cinta pada kita. Jadi, kita perlu berinvestasi waktu, energi bahkan emosi, untuk membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam hubungan bergantung pada upaya dan komitmen yang kita berikan. Sekali lagi, bukan cuman peran Tuhan semata.

Banyak yang berpendapat bahwa jodoh merupakan produk dari kebetulan atau nasib. Namun, pandangan ini dapat diragukan. Jodoh sebenarnya lebih berkaitan dengan kesesuaian dan kecocokan antara dua individu yang memilih untuk bersama. Kita dapat mempengaruhi jodoh kita melalui tindakan kita sehari-hari. Seperti contohnya dalam hal mengembangkan diri, memperluas lingkaran sosial dan mencari kesempatan untuk bertemu orang baru hingga menemukan orang yang sekiranya sesuai.

Lalu, bagaimana cara kita mengambil kendali atas jodoh kita? Pertama, kenali diri kita dengan baik. Pahami nilai-nilai, minat dan tujuan hidup kita dahulu. Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang diri sendiri, kita dapat memilih pasangan yang sejalan dengan visi dan keinginan kita.

Selanjutnya, keluarlah dari zona nyaman dan jangan takut untuk mencari cinta wkwkwk. Terlibatlah dalam aktivitas sosial, bergabung dengan komunitas yang sejalan dengan minat kita dan buka diri untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Ingatlah, bahwa jodoh tidak akan datang dengan sendirinya. Tetapi, perlu usaha dan keterlibatan aktif dari kita sendiri. Di zaman sekarang, apalagi untuk yang beraktivitas dari 7-17, tentu menemukan orang yang sesuai dengan keinginan kita, akan sangat sulit sekali karena keterbatasan waktu. Namun, sekarang udah ada yang namanya dating apps. Tentu dengan adanya hal tersebut, masalah alasan nggak mau mencari cinta karena keterbatasan waktu, harusnya bisa ditanggulangi.

Terakhir, jangan terjebak dalam mitos-mitos tentang jodoh. Beranilah mengambil keputusan dan mengambil risiko dalam mencari cinta. Jangan terlalu bergantung pada keberuntungan atau nasib semata. Jika kita percaya bahwa jodoh adalah hasil dari upaya dan keputusan kita sendiri, maka kita akan memiliki kekuatan untuk menciptakan hubungan yang bahagia dan memuaskan. Tapi, minimal mau cari orangnya dulu sih wkwkwk.

Jadi, Kesimpulannya adalah...


Kesimpulannya, jodoh sebenarnya bukanlah takdir yang ditentukan oleh Tuhan semata. Kita memiliki kebebasan dan kendali atas hidup kita, termasuk dalam memilih pasangan hidup. Dengan kesadaran diri yang baik, upaya yang sungguh-sungguh dan pemahaman yang realistis tentang cinta; maka, kita dapat menciptakan hubungan jodoh yang kuat dan bahagia. Ingatlah, jodoh bukanlah sesuatu yang menunggu kita, tetapi sesuatu yang harus kita cari dan perjuangkan dengan sungguh-sungguh. Tentu hal ini nggak cuman berlaku untuk laki saja ya, tapi perempuan juga. Percuma dulu Kartini memperjuangkan emansipasi, kalau ternyata perempuan sekarang maunya "dijemput" doang. Mana bukti nyata emansipasi? Perempuan harus berani jemput juga dong. Karena pada akhirnya, akan terjadi peristiwa saling menjemput. Adil bukan?

Bentar... ini kenapa aku jadi kebanyakan bacot gini ya? Sok bener banget loh aku ini. Padahal, aslinya ditulisan ini aku nggak mau ngebahas apa yang udah aku tulis di atas. Aslinya tuh, aku cuman mau pamer kalau saat tulisan ini dibuat, aku lagi punya pasangan. Setelah bertahun-tahun menahan diri tidak berpasangan, akhirnya aku punya pasangan. Naaaah... itu tips di atas, aku terapkan ke diri ku, hingga akhirnya jadi punya pasangan. Kamu yang masih jomblo nggak mau ikutan juga? Masih mau percaya kalau jodoh di tangan Tuhan?

Show comments
Hide comments
2 komentar:
Write comment

Back to Top