Jumat, 02 Februari 2018

Pindah 3 Kali Dalam 1 Tahun





Ini seriusan, aku mengalami yang namanya pindahan sebanyak tiga kali dalam waktu satu tahun. Kebayang nggak sih gimana rasanya harus pindah sebanyak itu dalam waktu yang sesingkat itu? Kebayang nggak sih gimana ribetnya ngurusin pindahan sebanyak itu? Kebayang nggak sih kalau aku harus tiga kali menyesuaikan dengan keadaan yang baru? Iya, tiga kali. Nggak cuman sekali dua kali. Tapi, tiga kali. Jadi... Beginilah ceritanya...

Halo! Kalian Yang Ada Di Foto Ini. Apa Kabar? Komen Di Bawah Kalau Berani!
Menurut KBBI, pindah memiliki arti beralih atau bertukar tempat. Lalu, menurut ku, yang bisa beralih dan bertukar tempat itu nggak cuman tempat tinggal. Bisa jadi tempat tinggal termasuk juga sih. Namun, subjek lain diluar tempat tinggal, bisa beralih dan berpindah juga kan? Jadi, aku meyakini bahwa apa yang aku ketik pada kalom judul enggak mutlak dikatakan salah. Pindah tiga kali dalam satu tahun yang dimaksud judul di atas, bukan berarti aku berpindah tempat tinggal sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Tapi, kayaknya sih ada yang nebak kalau subjek pindah yang ku maksud adalah tempat tinggal kan? Kalau iya, kamu sedikit keliru hehehe 😀

Kok sedikit keliru? Soalnya, pindah tempat tinggal merupakan satu dari tiga pindahan yang bakalan aku ceritain kali ini. Jadi...

PINDAH YANG PERTAMA

Ini Tempat Tinggal ku Waktu Masih di Semarang. Mungkin, 75% Hidupku Dihabiskan Di Sini.
Seperti yang udah kalian tebak sebelumnya. Pindah yang dimaksud pada poin pertama ini adalah "Pindah Tempat Tinggal". Tahun 1994, aku lahir di Pekalongan. Umur dua tahun, kedua orang tua ku pada merantau ke Semarang. Otomatis, aku yang masih seimut itu, juga harus ikutan orang tua ku pindah ke Semarang. Periode TK sampai Kuliah, semuanya kualami di Semarang. Disini ceritanya klise, sama kayak kebanyakan orang, nggak ada yang istimewa. Kurang lebih 20 tahun berlalu, aku yang dulunya imut-imut berubah drastis jadi amit-amit. Aku yang dulunya habis mandi cuek aja bertelanjang ria lari-larian buat ganti baju, sekarang malah jadi sering ngebayangin "Dulu, Chelsea Islan kecilnya gitu juga nggak ya?". Kalu iya dan sekarang masih kayak gitu, bagus juga tuh 😀😀😀 Eh ini apaan coba. Nggak jelas begini...
Bagi ku, masa kuliah adalah masa yang penuh liku. Ini ceritanya nggak klise, ceritanya beda dibanding kebanyakan orang. Kalau orang-orang biasanya kuliah-belajar-lulus-cari kerja-kawin. Kalau aku beda, ada beberapa bagian yang sengaja aku lewatin. Hingga akhirnya, aku yang masuk kuliah tahun 2012 sampai tulisan ini dibuat di tahun 2018, belum juga mengalami fase yang namanya "LULUS".

Ganteng Kan? Emm... Oke... Oke... Lebih Tepatnya, Pernah Ganteng Kali ya?
Cerita bermula dari kata "LULUS". Orang tua ku tau dan menyadari kalau anaknya yang paling ganteng ini, sedang dalam fase malas untuk melanjutkan kuliah. Apalagi untuk mengejar kata LULUS. Mungkin orang tua ku gemes juga kali ya lihat anaknya melenceng dari kebanyakan orang gini. Hingga akhirnya, terlontar pertanyaan serius "Kamu mau tetep di Semarang tapi kuliahnya di kelarin atau pindah ke Pekalongan, bantu-bantu di sini dan status kuliah mu nggak akan dipermasalahkan dalam waktu dekat?". FYI, setelah kurang lebih 19 tahun orang tua ku kerja di Semarang, sekitar tahun 2013 orang tua ku balik lagi ke Pekalongan. Kerjanya pindah ke Pekalongan semua. Balik lagi ke pertanyaan tadi. Pertanyaan dengan pilihan jawaban yang sulit. Kalau aku pilih opsi pertama, artinya aku bakalan melanjutkan cerita hidup ku di Semarang. Mengikuti kota ini berkembang menjadi kota metropolitan. Aku tetep bisa bersenang-senang menikmati kemudahan hidup di Semarang. Aku nggak harus adaptasi ulang dengan hal baru. Enak deh pokoknya. Tapi, masalah kuliah bakalan bikin aku bising. Pasti orang tua ku bakalan terus tanya dan nungguin " Kapan aku lulus?". Padahal kan, akunya emang lagi males gitu ya.

Halo Gengs!! Kapan Nikah?
Kalau aku pilih opsi kedua, artinya aku harus meninggalkan Semarang dengan segala kenangan manisnya. Meninggalkan teman-teman dan orang-orang yang punya andil dalam cerita hidupku. Menetap di Pekalongan yang minim fasilitas dibanding Semarang. Mau ke KFC jauh, ke McD nggak ada. Beli makanan ini itu, nggak ada yang jual. Beli barang online, ongkirnya mahal. Enaknya, masalah kuliah, apalagi soal lulus, nggak bakalan mengganggu hidup ku. Nggak bakalan bikin bising. Dilema deh pokoknya. Tapi, karena ada iming-iming kuliah ku tidak akan dipermasalahkan dalam waktu dekat, akhirnya aku memilih "Ya, aku mau ke Pekalongan aja. Bantu-bantu di sana". Pilihan yang berat emang, meninggalkan segala seni kehidupan di Semarang yang serba ada digantikan dengan Pekalongan yang.... ah... baca sendiri deh di atas gimana "nggak asiknya" Pekalongan. Tahun 2016 di bulan Agustus, menandai petualangan baru dalam fase hidupku. PINDAH KE PEKALONGAN.

Terus... setelah aku pindah, aku ngapain aja sih?

Baca: KKN Sepanjang Masa
Baca: Jadi Duta Wisata (Cerita Lengkap Tentang Duta Wisata)

Deket Sih Emang, Paling Cuman Dua Jam. Tapi, Yang Namanya Pindah... Ya... Pindah. Iya, Pindah.
PINDAHAN YANG KEDUA

Dulu, waktu SMP aku udah mainan blog. Terinspirasi dari blog bokep yang bisa menghasilkan duit gegara upload foto cewek-cewek telanjang, aku jadi termotivasi. Pengen cari duit dengan cara seperti itu pula. Upload-in koleksi foto-foto cewek telanjang yang udah ku kumpulin sejak SD ke blog, lalu menghasilkan duit dari situ. Perlu diketahui, Semarang emang keras, anak SD udah kenal bokep. Seperti yang udah sedikit aku ceritakan di atas, aku lama tinggal di Semarang. Bahkan malah sejak sebelum usia TK. Jadi, tau kan aku udah ngebokep sejak kapan? Eh ini ngapa malah jadi bahas bokep. Intinya, aku udah kenal dunia blogging sejak SMP. Periode awal ngeblog, aku memulai di platform blogspot. Dulu, sempet juga nyobain pake platform buatan dalam negeri dagdigdug.com yang sekarang udah bangkrut. Periode awal ngeblog, semangat banget. Tampilan blog diotak-atik sedemikian rupa. Cari tutorial di google. Dulu youtube belum terkenal. Jadi, satu-satunya cara buat belajar ya googling. Singkat cerita, aku sok tau otak-atik kode HTML yang ternyata ada kesalahan yang kubuat. Sehingga tampilan blog ku jadi nggak karuan bentuknya. Parahnya, aku nggak bisa memperbaikinya seperti semula. Hingga akhirnya, aku alergi sama yang namanya kode HTML yang kayak tai susah dipelajarin itu. Saat itu pula, aku berhenti ngeblog.

Ini Salah Satu Blog Alay Yang Pernah Ku Buat. Ini Blog Zaman SMA. Blog Zaman SMP Sudah Kulenyapkan Karena Terlalu Alay. Aslinya, Blog Itu (Lihat Gambar) Mau Ku Lenyapin Juga, Tapi Sayang, Lupa Passwordnya.
Tahun 2012, aku mulai kenal sama yang namanya Wordpress. Platform blogging saingan Blogspot. Karena kemudahan pengoperasiannya, dimana pengguna dalam artian blogger enggak dibuat pusing sama yang namanya kode HTML. Faktanya, kode HTML tersebut sempet bikin aku males sama yang namanya blog. Beda cerita di Wordpress, semuanya dibuat sesederhana mungkin. Semua kalangan pasti bisa ngeblog pakai platform Wordpress. Karena kemudahan tersebut, tepat ditahun 2012, aku mulai ngeblog lagi. Ketika ngeblog di wordpress, pengguna hanya perlu memikirkan isi atau konten yang akan ditampilkan pada blog tersebut tanpa pusing dengan kode HTML. Ketagihan mainan blog di Wordpress, selama periode kurang lebih 4 tahun ngeblog aku berhasil menghasilkan 31 postingan original tanpa copy paste. Mungkin kalau dibanding blogger lain, jumlah segitu tergolong kecil. Tapi bagiku, itu merupakan pencapaian terbesar dalam hidup ku. Intinya aku udah seneng banget dan jatuh cinta sama Wordpress. Sampai puncaknya, kunjungan perhari di blog bisa mencapai angka 70an. Periode tersebut merupakan periode tertinggi ku dalam dunia blogging. Masalah muncul ketika aku pengen alamat blog ku jadi kelihatan lebih profesional dibanding sebelumnya. Awalnya papabackpacker.wordpress.com pengen aku rubah jadi papabackpacker.com. Masalahnya adalah biaya beli domain di Wordpress.com itu mahal. Aku nggak mampu. Hingga akhirnya aku menemukan fakta bahwa kalau mau punya alamat papabackpacker.com biaya termurah adalah lewat blogspot. Karena keinginan kuat untuk memiliki blog yang terlihat profesional, mau nggak mau, akhirnya aku harus merelakan dan meninggalkan semua cerita manis di wordpress menuju platform yang ku benci karena kerumitan kode HTMLnya, blogspot. Aku sempat mengalami masa 70an viewer per hari ketika masih di wordpress yang kemudian sempat beberapa minggu, 0 viewer di blogspot. Seketika itu aku sempat merasa menyesal kenapa harus mempertaruhkan cerita manis itu kemudian menggadaikannya dengan alamat blog yang hanya "sedikit" terlihat lebih profesional. Aku menyesal. Sebenernya banyak cerita yang mau aku sampaikan tentang pindah blog ini, tapi kalau diceritain di sini, kayaknya bakalan terlalu panjang. Subscribe papabackpacker.com supaya ketika aku cerita kerumitan pindah blog udah meluncur di papabackpacker.com, kamu bisa langsung ngikutin ceritanya. Intinya, pindahan yang kedua adalah pindahan blog.

Masa-Masa Indah Waktu Papabackpacker Masih Di Wordpress. Masa Yang Belum Pernah Terulang Kembali Ketika Pindah Ke Blogspot. Sedih Yaa :(
PINDAHAN YANG KETIGA

Seketika aku jadi sedih ketika harus ngisi paragraf ini. Soalnya, paragraf ini bakalan bercerita tentang masalah hati. Kata kuncinya adalah Pindahan dan Hati. Kalian udah bisa menebak arahnya kemana bukan? Ya, hati ku telah berpindah. Eh, sebenernya bukan aku yang memindahkannya. Tapi lawan main ku yang memutuskan bahwa dia akan memindahkannya. Entah untuk sementara atau seterusnya. Tapi, sejak saat itu, pokoknya tahun 2017 awal sampai sekarang udah tahun 2018, masih belum balik tuh. Aku nggak tau. Intinya sih, aku yang dulunya menaruh hati pada subyek tertentu, sekarang mau nggak mau harus memindahkannya. Aku yakin paragraf ini nggak enak banget buat dibaca. Entah kenapa seketika semuanya blank. Aku nggak tau mau menyampaikan apa. Intinya sih hati ku dipaksa untuk berpindah, tapi nggak bisa 😩😩😩 Tapi harus pindah, tapi nggak tau harus atau enggak? Ah nggak ngerti ah. Kamu tau kan rasanya patah hati? Semuanya serba nggak enak. Sampai menceritakan kembali disini pun aku nggak sanggup. Ah yaudahlah biarin aja. Biarkan semuanya megalir apa adanya. Intinya, pindahan yang ketiga ini adalah pindahan yang berhubungan dengan hati dan perasaan yang... ah... perempuan, kenapa kamu sulit dimengerti? Udah ah, ini kalau dipanjangin juga bakalan tambah nggak jelas. Intinya udah tau kan ya? Pindahan yang ketiga adalah pindahan masalah hati dan perasaan.

Eh, apa perlu bagian ini punya postingan khusus? Kasih masukan di kolom komentar yaaa. Kalau banyak yang minta, nanti bakalan ku bikin postingan khusus. (Padahal aku udah tau, nggak bakalan ada yang komen. Walaupun nggak ada yang komen, suatu saat bakalan ku buatkan postingan khusus sih kayaknya. Masih kayaknya doang loh ini tapi 😀)

Sayangi Lingkungan!
Itu dia... tiga pindahan yang aku alami dalam setahun belakangan ini. Dari pindah tempat tinggal, pindah platform blog sampai pindah hati. Awalnya sih, aku ngerasa aku bakalan benci sama yang namanya perpindahan. Aku bakalan mengutuki dan menyesali sama yang namanya pindahan. Aku bakalan menyesali keputusan ku untuk pindah. Tapi ternyata enggak. Pindahan nggak selamanya nggak enak. Ketiga pindahan tersebut di atas, kecuali pindahan yang ketiga, nyatanya banyak menyimpan cerita indah dibelakangnya. Pindahan nggak selamanya menyeramkan. Pindahan nggak selamanya tentang menulis ulang cerita dari awal.

Naaaah... dari ketiga pindahan tersebut di atas, kedepannya bakalan berkembang menjadi cerita yang akan menghiasi papabackpacker.com. Tenaaang, papabackpacker.com enggak akan serta merta berubah menjadi blog alay tempat curhat doang. Bakalan ada banyak hal positif yang bisa diambil kok, tenang aja. Tetep bakalan ada cerita traveling. Tapi, nanti tunggu tanggal mainnya. Papabackpacker.com akan berkembang lebih jauh dari apa yang selama ini tertanam dalam benakku "Papabackpacker adalah travel blog, jadi isinya ya harus traveling doang". Ternyata enggak, papabackpacker akan berkembang jauh melebihi apa yang ada dalam benakku. Tapi, tetep nggak akan melupakan jati diri awalnya sebagai blog traveling.

Kayaknya, itu aja sih yang bisa aku sampaikan sekarang. Tunggu cerita tak terduga lainnya di papabackpacker.com

Akhir Kata, Salam Buat "Papa"!

Show comments
Hide comments
2 komentar:
Write comment
  1. Iseng buka blog alay-nya terus bertanya-tanya lihat layout pakai kaos I Love ML, ML-nya singkatan dari apa sih? #iseng hahaha
    Kepindahan ketiga nyesek banget ceritanya. Be happy, buruan cari tambatan hati yang baru, Bay. Janurnya Chelsea Islan masih belum melengkung kok, masih bisa ditikung. #ehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blog alay begitu ternyata pageranknya 5 mas, aku kaget dan tidak menyangka hehehehe :)
      Itu di bawah tulisan ML ada tulisan kecil yang difoto nggak bisa kebaca mas. Tulisannya "In Other International Language". Bisa jadi ML yang dimaksud bukan ML yang selama ini terbiasa di telinga orang Indonesia mas hehehehe :D
      Wuiih kalau itu always happy mas. Aku dicari o mas maunya, nggak zamannya mencari-cari hahahaha :D

      Hapus

Back to Top