Rabu, 03 September 2025

Tourism Trend 2025: Dari Liburan Singkat ke Long Stay di Bali





Beberapa tahun terakhir, cara orang berwisata ke Bali mulai berubah. Jika dulu kebanyakan wisatawan datang hanya untuk liburan singkat 3–5 hari, kini semakin banyak yang memilih tinggal lebih lama. Tren ini diprediksi akan semakin kuat di tahun 2025, terutama karena perubahan gaya hidup, tren remote working, hingga keinginan untuk menikmati Bali lebih dari sekadar “short escape”.

Traveler masa kini tidak lagi sekadar mencari tempat tidur yang nyaman untuk dua malam, mereka ingin pengalaman hidup. Tinggal lebih lama di Bali membuat banyak orang bisa membangun rutinitas baru: bangun pagi sambil menikmati kopi dengan pemandangan sawah, bekerja dari laptop di teras villa, lalu menutup hari dengan sunset di pantai.

Bagi digital nomad, freelancer, atau bahkan keluarga kecil, Bali menawarkan paket lengkap. Alam tropis yang indah, komunitas internasional yang ramai, dan fasilitas modern menjadikan pulau ini tempat ideal untuk long stay. Ditambah lagi, semakin banyak pilihan akomodasi yang dirancang khusus untuk mereka yang ingin menetap berbulan-bulan.

Salah satu opsi yang paling populer adalah sewa villa bulanan di Bali. Selain lebih privat dibandingkan apartemen atau hotel, villa juga memberikan ruang lebih luas dengan fasilitas lengkap seperti dapur, ruang kerja, dan kolam renang pribadi. Ini membuat pengalaman tinggal jauh lebih nyaman, apalagi jika harus menyeimbangkan antara kerja dan liburan.

Tren ini juga memberikan dampak positif bagi pemilik properti dan pengelola villa. Dengan semakin banyaknya tamu yang memilih tinggal lebih lama, manajemen villa pun beradaptasi: menawarkan harga khusus untuk long stay, layanan kebersihan rutin, hingga fasilitas tambahan yang mendukung gaya hidup jangka panjang.

Pada akhirnya, liburan jangka panjang di Bali bukan sekadar tentang tempat menginap, tapi tentang menemukan ritme hidup baru. Dari wisatawan singkat menjadi “semi-resident”, Bali terus membuktikan dirinya bukan hanya destinasi, tapi juga rumah kedua bagi banyak orang di seluruh dunia.


Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Write comment

Back to Top