Jumat, 18 September 2015

Jogja Seksi 2: Hutan Pinus Imogiri. Enggak Sekedar Tempat Yang Bagus Buat Foto-Foto! Bisa Lihat Sunrise Keren!






Ke Hutan Pinus Imogiri yuk? Ngapain ke sana? Lihat-lihat lah. Bagus banget soalnya. Terus kalau bagus kenapa? Ya kita harus ke sana. Kenapa musti ke sana? Kita harus nunjukin ke orang-orang kalau Indonesia itu Indah. Dengan cara apa? Ya kita share foto keindahannya Hutan Pinus Imogiri lah. Itulah sekiranya percakapan lazim diantara golongan muda belakangan ini. Lalu, apa kamu nggak iri? Apa kamu enggak pengen juga? Serius nggak pengen mandangin yang kayak beginian di Hutan Pinus Imogiri?

Seperti yang udah Papa jelasin kemarin, kalau Papa ke Hutan Pinus Imogiri ini nggak cuman dateng ke sana ambil foto terus pulang. Tapi... di sana Papa bakalan ngelakuin.... Elaaaah, ini mau ngomong coli... eh salah, mau ngomong camping aja susah amat sih. Udahlah, yang belum tau, baca dulu aja gimana asiknya camping di Hutan Pinus Imogiri ini DI SINI. Jangan males baca!

Camping Bro!! Camping!!

Kalau boleh Papa bilang sih, Hutan Pinus Imogiri ini kayak sarjana zaman sekarang. Bukan Hutan Pinus Imogirinya sih... tapi orang-orang yang udah pernah ke sana itu loh. Loh kok bisa Pap? Iya, banyak orang yang udah pernah ke sana tapi cuman datang doang, lalu ambil banyak foto. Setelah itu, share ke semua akun sosmed. Kalau sudah, pulanglah mereka dengan tidak lupa membuang sampah sembarangan atau bahkan meninggalkan coretan tak berguna. Coba deh bayangin, sarjana zaman sekarang mirip-mirip kayak gitu kan ya? Dateng ke kampus, di kampus ngobrol sama sebelahnya. Akhirnya fotokopi catetan anak kelas yang paling pinter. Gegara enggak punya catetan sendiri, jadi susah belajarnya, lantas ujian enggak bisa. Biar pun enggak bisa, tapi tetep pengen punya nilai A. Salah satu caranya, yaudah deh nyontek. Nyontek juga nggak meyakinkan, karena temen-temennya juga pada enggak bisa. Akhirnya searching, ah... ilmu macam apa yang tak bisa diperoleh dari sana? Tidak heran kalau jadilah nilai A semua. Bangga pakai Toga nenteng Ijazah padahal itu hasilnya google. Mirip kan? Datang dan pergi tanpa meninggalkan kesan mendalam. *Eaa... kayak mantannya siapa? Cung!

Eh ini ngapain bahas kayak ginian? Mana Hutan Pinus Imogirinya? Mana Hutan Pinus yang katanya keren itu? Mana Sonya Pandarmawan? Maaf, Papa lagi khilaf :(

Yuk bahas Tetek Sonya Pandarmawan. Eh bukan, mari kita bahas kenapa Hutan Pinus Imogiri ini bisa menghipnotis banyak orang untuk berbondong-bondong datang ke sana.

Ini loh yang namanya Sonya Pandarmawan! Gambar pinjem dari SINI

Seperti yang udah sedikit kalian lihat di atas, Hutan Pinus Imogiri ini menyimpan berjuta-juta pesona yang masih perlu digali lebih dalam lagi. Menurut Papa, pesona dari hutan pinus ini enggak cuman yang bisa Papa pampang di atas dan nggak cuman yang bisa kalian lihat di atas. Iya, nggak cuman gitu doang! Tapi, lebih dari itu! Pasalnya, lensa sekeren apapun, gawai semahal apapun, nggak akan bisa mengabadikannya secara lengkap kalau kalian belum ke sana sendiri!

Foto ini nggak seberapa bagus dibanding ketika kalian lihat yang kayak gininya secara langsung pakai mata di kepala kalian itu. Yakin deh, aslinya jauh lebih keren dari pada fotonya.

Pinus, Kabut dan Matahari adalah kombinasi lengkap yang rasa-rasanya, seketika itu juga dapat melebur kepenatan yang kalian rasakan. Bagaimana tidak? Kabut dan Matahari selalu mengadakan musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Malangnya, tak pernah berujung dengan kata sepakat. Hingga akhirnya, memunculkan sensasi dingin yang menghangatkan dari keduanya. Begini situasinya... acap kali ketika pagi hari, hutan ini dipenuhi lautan kabut. Ketika menjelang siang, matahari mulai menunjukkan eksistensinya. Kira-kira 5.30 pagi, sensasi dingin yang menghangatkan itu bisa kalian rasakan. Disaat itulah, akan timbul perasaan yang lebih bahagia dari pada mimpi basah ditemani Sonya Pandarmawan. Saat dimana ciptaan Tuhan tidak bisa diabadikan dalam balutan teknologi manapun. Matahari mulai meninggi, angin bertiup dari daerah tinggi ke daerah yang lebih rendah, seraya membawa kabut menjauhi perkasanya matahari. Bagi kabut, angin bukan merupakan penghalang. Namun, kabut seperti mendapat angin segar karena kedatangan angin. Kemudian, membuat mereka berdua semakin kokoh memberikan sensasi dingin di sana. Iya, usaha mereka berdua untuk tetap mendinginkan hutan berhasil untuk beberapa saat, yang akan berhenti ketika matahari yang mulai meninggi tidak dapat dibendung lagi keperkasaannya. Jadilah kedua senyawa berlawanan itu berjalan berdampingan walau hanya sesaat. Itulah yang disebut "Sensasi dingin yang menghangatkan". Masih kurang jelas? Supaya lebih jelas, lihat dua foto dibawah ini. Kemudian, bayangkan keduanya melebur menjadi satu. Disaat itulah sensasi dingin yang menghangatkan bisa dirasakan.

Kerasa kan gimana dinginnya di sana?

Kerasa gimana angetnya?
Bayangin deh dua foto diatas dilebur jadi satu. Tepat sekali! Bakalan kerasa dingin yang menghangatkan!

Bagaimana dengan Pinus? Mengapa dia tidak disebut pada paragraf sebelumnya?

Pinus merupakan tokoh utama dalam bualan Papa kali ini. Jadi, segala hal selalu berpusat padanya. Lihatlah ketika kabut memberi efek samar-samar padanya. Ketika matahari memberi efek terbakar padanya. Ketika kabut dan matahari memberi efek terbakar yang samar-samar padanya. Betapa gagahnya pinus, betapa kerennya dia. Ah pinus! Kau memang istimewa!


Oke, next!

Jangan melulu pengangin kamera, jangan melulu acung-acungin tongsisnya, coba simpan semua peralatan elektronik mu itu untuk beberapa saat. Hirup kabut selagi masih ada, dengarkan suara jangkrik, suara angin, rasakan dinginnya kabut, rasakan seolah-olah telinga kalian itu bisa menghirup udara... ah, lakukanlah terserah imajinasi liar kalian itu. Lakukan itu berulang kali, sepuas kalian. Nikmatin sepuas kalian. Kalau perlu, pejamkan mata "Mana bisa yang kayak gini di share di instagram?"

Cukuplah bacotnya. Yuk lanjut bacanya!

Dewasa ini, banyak muda-mudi yang mengaku kurang piknik. Hingga akhirnya kebanyakan piknik. Dewasa ini juga, banyak muda-mudi yang ingin meneruskan perjuangan wajib belajar lebih dari 12 tahun. Hingga akhirnya kebanyakan manusia bergelar sarjana. Kebanyakan piknik belum tentu menjamin untuk dapat memahami bagaimana menikmati alam dengan bijak. Apa lagi kalau cuman datang lalu pamer di sosmed tanpa pernah membagi ceritanya dengan khalayak. Apa karena terlalu asik agar mendapat foto keren supaya kena repost akun terkenal lalu dibilang keren kemudian banjir komentar dan banyak like, lantas membuat mereka kehabisan waktu untuk menikmatinya jauh lebih dalam lagi? Lantas, apa fungsi ribuan foto yang dibagikan? Cuman buat pamer? Nggak malu sama foto keren mu itu? Lalu, apa fungsi gelar sarjana yang didapat dari menjawab soal ujian dari google? Cuman buat pamer? Nggak malu sama Toga dan Ijazah mu itu? Kaaaan... ternyata mereka berdua sama kan? "Cuman buat pamer?"

Ah sudahlah, dari pada ketikan ini semakin panjang semakin tidak jelas, mari kita sudahi saja. Sampai bertemu lagi di ketikan Papa selanjutnya. Eh bentar-bentar... satu paragraf lagi.

Intinya, jangan terlalu asik untuk memperoleh foto keren, unik dan bagus yang bisa mengundang akun terkenal agar mereka mau nge-repost foto mu, lalu menjadikan mu lupa untuk menikmati keindahan lain yang tidak bisa terdeteksi dalam balutan lensa. Sampai-sampai, tidak ada satu paragraf pun yang bisa kamu hasilkan untuk mengabadikan sejarahnya. Jangan terlalu asik untuk memperoleh gelar sarjana berpredikat cum laude dengan nilai transkrip A semua, lantas menjadikan mu lupa diri. Sampai-sampai... terlena untuk berbuat kecurangan yang akan kamu selipkan dalam surat lamaran mu kelak. Ingatlah! Selembar kertas yang kamu usahakan itu adalah lembaran yang (mungkin) akan kamu gunakan untuk menghidupi anak-anak mu nanti. Lalu, masih mau jadi penikmat alam yang biasa aja? Yang cuman bisa share foto doang? Masih mau jadi sarjana abal-abal? Yang sudah merelakan anak mu nanti makan dan tumbuh besar dari buah kecurangan mu itu?

Dari pada stres mikirin yang berat-berat, nih oleh-oleh dari Hutan Pinus Imogiri!


Oke, akhir kata, salam buat "Papa"!

Show comments
Hide comments
31 komentar:
Write comment
  1. Aduhhh Beb... Pap... Bay... bring me there! Ternyata sekeren ini yak hutan pinusnya. Kalau nekad ke sana tempatnya nggak jadi tambah menstrem kan? Soalnya daku mau difotoin di tengah kabut dingin lanjut disinari mentari pagi, biar hati dingin kelamaan sendiri ini terhangatkan di sana #halah. :-P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah keren beneran lah Mas Halim pokoknya si hutan pinus ini hehehe
      Biarin mainstream, kalau kita belum pernah ke sana ya nggak mainstream dong buat kita mas hehehe
      Waaa itu... itu tuh patut dicobain kalau yang itu tuh mas hehehe

      Hapus
  2. gilee dah tempat ama photonya papa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seaslinya sih, bagusan tempat aslinya mbaaak hehehehe :D

      Hapus
    2. Tempatnya aslinya udah bagus Mbak Winn, jadi ya fotonya tinggal ngikutin tempat aslinya hehehe

      Hapus
    3. ini sangar memjukan pariwisata indonesia khususnya yogya https://feb.unair.ac.id/index.php/sains/artikel-ilmiah/1893-pengaruh-sektor-pariwisata-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-di-indonesia.html

      Hapus
  3. Wakakaka, Papa sampai ngelantur ke mana-mana. :D
    Kelakuan anak muda yg kayak gitu itu menurutku emang karena mereka cuma ingin ikut-ikutan. Eh, tapi anak muda yang kayak gituan nggak hanya yg mengeyam pendidikan tinggi aja lho Pap. Anak SMA juga banyak. Nggak jauh beda lah antara nilai di transkrip sama contek-contekan pas ujian.

    Eh, kok malah aku jadi ketularan ngelantur komen yang kayak ginian sih!? >.<

    Anyway, foto-fotomu bagus Pap! Dirimu kah yang motret dan ngedit itu semua? Keren mantab! Suasananya mistis! Tinggal dipajang model cewek rambut panjang pakai gaun putih jadilah itu foto penampakan di hutan pinus. #eh...

    Eh iya, kenapa aku juga jadi ikut2an googling Panda JKT48 yah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaa nyambung-nyambungin aja sama pengalaman sih mas, sekalian curhat gitu ceritanya hehehe
      Iya bener, zaman saya SMP dulu belum musim yang namanya bocoran jawaban UN. Eh sekarang malah udah banyak. Kan parah ya hehehe
      Waaah makasih mas hehehe. Kebetulan iya mas, ambil sendiri mas hehehe
      Serem lah, pas lah kalau di sana ya. Kan emang rada gimana gitu tuh tempat hehe
      Walaupun, udah alumni JKT 48 tetep aja menarik ya hahaha

      Hapus
  4. Sorry Bay, biasanya aku kagum sama fotonya. Kini Dik Sonya mengalihkan perhatianku :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sonya-nya cuman buat naikin traffic sih om hahahaha. Etapi lumayan ampuh juga tuh si Sonya hehehe

      Hapus
  5. Wah Sonaya jkt :D

    salam kenal ,
    Saya Ilyas Afsoh
    Blog walking

    BalasHapus
  6. Aku yang deket dari imogiri aja belum pernah main ke pinus bang :' wkwkwkw sedihnya, besok ajak temen main ah :D

    ajak sonya ding :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah jadi tempat hits yah itu si hutan pinus mas hehehe
      Camping di sana enak tuh mas heheheh. Waaah jadi anget kalau ajak Sonya mah hahaha

      Hapus
  7. Salam kenal...Papa, ehh...:D
    Aku tergila2 sama 3 jenis tanaman (kaktus, cemara dan pinus). Di Sumut ada bbrp hutan pinus tapi blm ada yang bisa dikunjungi kyk gitu. Foto2, jalan2 apalgi camping. Huhuhuuu pengen kesitu...kereedn banget ngeet ngeeet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mbak Uchi hehehe :D
      Btw, kok kayaknya belum ada nih tempat yang banyak kaktusnya jadi hits gitu ya mbak hehehe
      Waaaah, siapa tau beberapa saat lagi bakalan ada tuh yang bisa jadi tempat wisata mbak hehehe
      Silahlan dikunjungi mbak, di Jogja tuh nggak jauh lah dari Sumut, paling 2-3 jam naik pesawat hehehe

      Hapus
  8. Nah itu...lg coba2 miara kaktus ini nih sp tw bisa dibudidayakan jadi hutan kaktus gt :D
    Tp kok ya susah di Medan kaktus blm ngehits kyk di Jawa. Huhuhuu lagiii....

    BalasHapus
  9. Hammockan mantap nih disini. Adem banget liat fotonya papa.

    Salam kenal pa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa mantab kayaknya, suasanya mendukung soalnya hehehe. Waaah terimakasih :)
      Salam kenal juga hehehe

      Hapus
  10. Iya sekarang hits banget -_- padahal waktu SMP dulu hutan pinus jadi tempat orang pacaran doang -_-

    Aaah, anget ya camping sama Sonya :p wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah sekarang juga masih jadi tempat buat orang pacaran doang. Lebih liar malah kayaknya pacarannya. Kalau udah malem, kabutnya tebel soalnya. Naaaah waktu kabutnya tebel itu, keliarannya terjadi hehehe :D

      Nggak cuman anget. Tegang juga hahahaha

      Hapus
  11. Salam kenal Pap! Iya setujuu hutan pinus tempat paling romantis karena wangi dan suasananya yang eksotis. Udah pernah kesana sekali daaan pengen lagi kesana, kayaknya Camping seru juga yah! Itu bayar lagi apa tinggal nancepin tenda? Kalau malam banyak yang camping juga ga, kok agak horor ya kalu kabut2 malam-malam gitu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Mbak Intan :)
      Setuju banget mbak hehehe. Waaah musti nyobain camping di sana mbak, rasakan sensasinya hehehehe
      Itu dia, saya waktu itu ngecamp di sana pas sendirian, cuman satu tenda doang hehehe. Ya horor juga kalau camping cuman satu tenda doang. Mungkin sekarang udah ramai kalau ngecamp di sana mbak hehehe

      Hapus
  12. kwkwkw nah kan -_- masih tetep ternyata -_- duh umat manusia mah pacarannya nggak mikir wkwkwk asal enak aja wkwkwk

    tegang mah sama mas :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia... Padahal Parangtritis banyak losmen 50ribuan ya mas? Hahahaha. Udah pada kebelet kali terus ditambah situasi yang mendukung dan banyak temannya yang sedang kebelet juga kali ya hahaha

      Hapus
  13. Wahahahanjiiiir :D losmen 50ribuan wkwkw :D bener banget -_- dulu aku pernah pergi sama saudaraku ditawarin nginep sama bapak2 disana coba wkwkw :D

    Wahahahahahah beneeer mas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naaaah kan, full time aja 50 ribuan. Kalau boleh nawar buat part time kan lumayan tuh mas hehehe. Lebih puas di tempat empuk yang tertutup dari pada di hutan kan ya hehehehe :D

      Hapus
  14. Aku pernah kesana pah! Tapi waktu itu alhamdulillah ga kotor tempatnya jadi asik. Sayangnya ga sempet camping karena ga bawa tenda :( gapunya hammock juga jadi gabisa gantung-gantung manja :( Sempetin mampir ke rumah kayu disana deh, disitu kita bisa lihat lanskap hutan-hutan yang bagus dan sayang utk dilewatin. Ohya salam kenal ya paahh aku Ska dari Bandung hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah sama, tos! Masih belum ada penyewaan tenda ya di sana? Waaah waktu saya ke sana belum ada rumah kayu tuh. Kesana waktu masih jarang-jarang ada yang camping di sana, belum semural sekarang hehehe. Lain kali ke sana lagi, cobain ngecamp di sana bisa juga tuh hehehehe. Salam kenal juga Ska :)

      Hapus
  15. INIIIII MALAAAH NGEBAHAAAAS PENGINAPAAAAAN NIIIIH wkwkw :D

    BalasHapus
  16. keren, ajak saya kesana papa hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe ciptaan Tuhan emang tidak ada duanya yaaaa. Ah saya ke sana aja cuman ngandalin google maps doang, bisa sampai kok hehehe. Mungkin bisa dicoba tuh pakai pamandu si google maps hehe

      Hapus

Back to Top