Rabu, 30 April 2014

Semarang No Mainstream! #1





Intro: Belakangan ini, kata "enggak mainstream" lagi naik daun ya? Tapi gue yakin, suatu saat kata "enggak mainstream" bakalan jadi kata yang "mainstream". Kenapa gitu? Karena bakalan jadi suatu kata yang penggemarnya semakin bertambah banyak. Jadi, bakalan sering digunain dan jadi "udah biasa". Mumpung sekarang masih nge-trend dan belum "mainstream", makanya gue sebagai orang ganteng, bakalan ngegunain kata mainstream ini sebagai obyekan gue. Bukan...bukan, bukan itu intinya. Tapi gini, kali ini gue bakalan ngebahas wisata di Kota Semarang yang "enggak mainstream". Jadi, enggak melulu Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Pantai Marina dan segala hal yang berbau mainstream. Penasaran kan apa aja tempat wisatanya? Iya kan? OH ENGGAK YA?! YAUDAH!! Buruan klik "Continue reading"

Belakangan ini, udah banyak (baca: sedikit) kota yang gue jajahin dan lalu gue ketikin satu per-satu. Tapi, dari banyak kota tersebut, gue sama sekali belum pernah ngetikin suatu kota yang udah gue injek-injek tanah dan aspalnya sejak gue baru bisa lari sampek gue udah jadi sosok yang tahan mantengin bok*ep. Tahan mantengin bok*ep disini itu maksudnya adalah gue enggak pernah lihat bok*ep sama sekali men. Oke, gue bohong! Terlepas dari kebohongan gue perihal bok*ep, gue ngerasa gagal jadi warga kota ini men. Emang sih, gue bukan duta wisata Kota Semarang, jadi kan gue enggak punya kewajiban buat mempromosiin Kota Semarang. Berhubung gue enggak punya kewajiban, jadinya gue males buat mempromosiin kota yang biasa disebut sebagai kota ATLAS ini. Yaah, ungkapan tersebut sebenernya lebih cocok diungkapkan oleh orang yang enggak ganteng men. Berhubung gue gateng (baca: ganteng banget) makanya gue mau mempromosiin Semarang melalui ketikan gue ini. Walaupun gue yakin bahwa ketikan gue ini enggak akan berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang bakalan singgah di Semarang. Gue yakin juga, bahwa hanya orang jomblo yang kesasar aja yang mau baca ketikan gue ini sampek ke kalimat yang ini atau bahkan sampek kelar. Pada intinya, ketikan ini enggak penting-penting amat. Tapi, yaudahlah gue cuman mau ngebuktiin kalo gue ini emang bener-bener ganteng banget!

Oh ya, kota ini biasanya di kenal dengan sebutan sebagai kota lunpia, karena emang makanan khas dari daerah ini adalah lunpia. Apa itu lumpia? Searching google atau klik DI SINI. Selain mendapat sebutan sebagai kota lumpia, kota ini juga mendapat sebutan sebagai kota wingko, kota ATLAS dan Venice of Java. Kota Semarang mendapat sebutan sebagai kota wingko. Tepatnya wingko babat. Alasannya adalah karena (lagi-lagi) berkat wingko merupakan makanan khas dari daerah ini. Untuk sebutan Semarang adalah Venice of Java adalah karena Semarang dibelah oleh banyak sungai yang cukup indah men. Wingko itu apa dan Venesia itu apa searching google (lagi). Untuk wingko bisa klik DI SINI dan untuk Venesia bisa klik DI SINI

Pada paragraf ini, gue bakalan jelasin sedikit kenapa Semarang disebut sebagai kota ATLAS. Hal itu terjadi karena di kota ini ada armada taksi yang menamakan dirinya sebagai taksi ATLAS, inget! Bukan "burung biru" ya! Iya, jadi, karena banyaknya armada taksi ATLAS yang berkeliaran di kota ini sejak zaman bahula dan tetap setianya taksi ini melayani dan membantu transportasi di kota ini sampai sekarang. Makanya, Kota Semarang merasa berhutang budi terhadap taksi ATLAS. Untuk membalas hutang budi terhadap jasa taksi tersebut, Kota Semarang "rela" mendapat sebutan sebagai kota ATLAS. Jadi, seperti itulah karangan yang gue buat secara ngasal dan asal-asalan serta tanpa adanya sumber yang jelas tentang asal muasal Kota Semarang mendapatkan sebutan sebagai kota ATLAS. Ya, itu adalah ketikan bual yang sengaja gue buat agar ketikan gue ini jadi lebih panjang. Berhubung itu ketikan bualan, jadi gue berhak untuk memberi tahu suatu hal yang sebenernya. Jadi, ATLAS itu sebenarnya adalah kepanjangan dari "Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat". Sebenarnya yang buat akronim itu adalah seseorang yang lebih bual dari gue men! Sadar enggak sadar, Semarang sekarang udah enggak aman men. Banyak pencurian dan pembunuhan di jalanan. Sebabnya adalah karena orang yang dicuri kendaraannya atau dibunuh di jalanan emang udah takdir dari yang maha kuasa bahwa dia bakalan kecurian atau terbunuh. Tertib dan Lancar? Ah Semarang sekarang udah macet, karena emang jalanannya udah sempit yang kemudian menjadikannya enggak tertib. Asri? Iya, pepohonan di Semarang sekarang banyak yang ditebangin tanpa ditanami ulang men. Sehat? Waah, ini kelewatan yang nyebut Semarang sebagai kota yang sehat! Oke, menurut gue, sekarang ini harusnya Semarang enggak pantes disebut sebagai kota ATLAS lagi. Selain udah enggak pantes disebut sebagai kota ATLAS, Semarang juga udah enggak pantes disebut sebagai Venice of Java. Karena, mana ada sungai di kota ini yang layak dilaluin gondola seperti yang ada di Venesia sono? Enggak ada! Untuk sebutan sebagai kota wingko dan kota lumpia, gue masih agak setuju. Karena masih banyak lumpia dan wingko di kota ini yang rasanya masih enak.

Mari kita tinggalkan sebutan-sebutan yang sengaja diciptakan untuk kota ini dan mari kita beralih ke tempat wisata di kota ini yang emang keren men.

"Apa?! Tempat wisata di Semarang ada yang keren?! Perasaan tempat wisata di Semarang ya cuman itu-itu aja deh. Enggak ada kerennya sama sekali! Sejak gue masih nangis sewaktu ti*tit gue berdiri, sampek sekarang gue udah mahir mainin ti*tit, tempat wisata di Semarang masih itu-itu aja. Tetep enggak ada yang istimewa! Mainstream!"

Sewaktu gue TK, gue ke "Lawang Sewu" dan sekarang gue udah kuliah, gue ke sana lagi, tetep aja di sana enggak ada yang "wah". Cuman bedanya, sekarang udah di cat dan bayar. Kalo dulu, gratis dan jelek, emang sih jadi lebih keren, tapi bayar masuknya juga "keren", enggak sebanding sama yang didapetin di dalem. Gue ke "Sam Poo Kong" tetep aja enggak ada cewek "cina" yang lupa pake baju lagi lari-lari ngelilingin klenteng. Emang sih, sekarang banyak bangunan baru-nya, tapi tetep aja "panas". Kalo gue ke "Pantai Marina", sekarang ada perubahan drastis. Jadi tambah jelek dan pasir pantainya semakin hilang. Apakah seperti itu sekiranya yang lu alamin tentang Kota Semarang? Kalo iya, berarti lu belum mendalami kota Semarang men! Emang sih, Lawang Sewu, Sam Poo Kong dan Pantai Marina merupakan destinasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Tapi, apa enggak ada yang lain gitu ya? Enggak ada men! Emang itu sih yang recomend untuk dikunjungin kalo lu ke Semarang. Kan udah gue ketikin kalo sejak gue enggak tau apa itu arti ti*tit, sampek keseringannya gue nyabunin ti*tit, wisata di Semarang ya gitu-gitu aja!

Lah bay, katanya lu mau ngetikin tentang tempat wisata di Kota Semarang yang enggak mainstream bay? Kan tempat wisata yang udah lu sebutin itu kan mainstream bay? Terus aku kudu piye?

*Terus aku kudu piye= Terus aku harus gimana

Ya kan ketikan gue belum kelar, itu kan baru awalannya doang. Jadi gini, dalam ketikan gue kali ini, gue bakalan ngebahas sedikit tentang tempat wisata di Semarang yang enggak mainstream. Untuk informasi detail yang sekiranya bisa dimanfaatin oleh kalian para pembaca setia blog gue, bakalan gue ketikin besok-besok. Oke, untuk kalimat dengan huruf yang mempunyai efek bold, gue ralat, gue enggak mau banyak orang yang protes. Gue ralat jadi orang-orang yang kesasar ke blog gue, MAKASIH!!! Tanpa banyak bacot lagi, there's down!

Kesatu

Eh bentar-bentar, sebelum sampek ke poin yang kesatu, nampaknya gue bakalan ngeralat ketikan gue dulu men. Berhubung tempat wisata di Semarang cuman itu-itu aja, jadinya akan sedikit gue ralat menjadi tempat wisata di Kota Semarang dan sekitarnya. Oke, kembali ke topik!

Kesatu

Air Terjun Semirang. Terletak sakitar 60 sampai 90 menit dari pusat Kota Semarang, tepatnya di daerah Ungaran. Walaupun bukan merupakan bagian dari Kota Semarang, tapi Ungaran tetep enggak bisa lepas dari Semarang. Ya, Ungaran merupakan ibu kota dari Kabupaten Semarang. Ini di sini ini kalian bisa lihat pelangi dibawah air terjun-nya. Jangan harap kalian bakalan mendapatkan kehangatan jika kalian berada di bawah air terjun yang satu ini. Menurut informasi yang gue peroleh, kalo lu berada di bawah air terjun ini, lu bakalan mendapatkan sensasi pijatan yang tingkat keenakannya melebihi pijat plus-plus. Oh ya, jangan coba-coba melakukan adegan "mandi kucing" di sini men! Bahaya!

Jangan tanya kalo masalah biaya. Air terjun yang satu ini enggak akan membuat kita bentrok dengan dompet kok. Selow men! Tapi ya sebanding lah dengan fasilitas yang bakalan diperoleh. Kalo kata Soekarno sih dengan tempo seminimal-minimalnya gitu. Dan yang terpenting, jangan pernah berharap ada jalan setapak yang mulusnya semulus paha Nabilah JKT48 yak? Jangan! Nanti kecewa! Tapi seenggaknya, perjuangan untuk menuju Air Terjun Semirang ini enggak semelelahkan ketika para pejuang mengusir penjajah negeri ini kok sob. So, don't miss that!

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Tracking. Menurut kamus di handphone gue, tracking itu artinya pelacakan. Tapi, itu enggak sesuai dengan apa yang ingin gue ungkapin. Yang pengen gue ungkapin itu sebenernya gini:

"Perjalanan dari parkiran menuju ke loket dan Air Terjun Semirang itu berupa hutan. Jadi, inti dari apa yang akan gue ungkapin itu adalah kita bakalan melalui jalanan setapak yang didominasi oleh hutan dan aliran sungai yang dangkal"

Iya, intiya gitu. Enggak jelas ya? Lebih jelasnya itu, kita bakalan harus mengorbanin kaki kita untuk bercapek ria guna menyusuri jalan setapak berbukit untuk menikmati Air Terjun Semirang.

B. Mandi. Iya, mandi dibawah air terjun. Berhubung Air Terjun Semirang merupakan air terjun yang berada di lereng Gunung Ungaran. Makanya, air yang mengalir adalah air yang benar-benar asli dari mata air. Tanpa ada tambahan bahan kimia apapun. Jadi, airnya itu dingin, seger tapi enggak buat menggigil.

C. Makan. Ini nih yang menjadi kendala buat para manusia yang memiliki perut karet. Setelah melalui perjuangan untuk menuju Air Terjun Semirang yang sangat menguras tenaga, hal menakjubkan yang seharusnya dilakukan setelahnya adalah makan. Jangan khawatir kelaparan. Soalnya di sekitar air terjun ada warung yang menjajakan makanan pengganjal. Masaknya masih menggunakan kayu bakar. It's too much village! But it's so no mainstream! You must try it!

Emang sih kampungan. Tapi enggak mainstream kan? Lagi pula, katanya kan masakan yang dimasak di atas tungku dengan kayu bakar punya sensasi rasa tersendiri kan? Walaupun yang di masak cuman mie instan. Tetep aja, sensasinya beda!

D. Lihat pelangi. Kalo mata lu masih bener dan suasana mendukung. Lu bisa lihat pelangi dengan jelas dan dekat.

E. Memadu kasih. Iya, waktu gue ke sana, ada sepasang muda dan mudi yang sedang memadu kasih di bawah air terjun. Setau gue sih, mereka "cuman" ciuman. Entahlah bagaimana sensasinya. Gue enggak pernah. Ayo buat yang mau, silahkan coba wkwkwk. Etapi jangan deng. Hina, masa memadu kasih di depan orang banyak. Kayak hewan aja.

Kedua

Candi Gedong Songo. Buat lu lu semua yang merindukan hawa dingin di daerah asal kalian sewaktu kalian lagi menetap di Semarang, bisa kali mampir ke Candi Gedong Songo. Di sana masih bisa dijumpai kabut yang biasanya hanya terdapat di daerah dingin, karena emang di sana dingin. Yang jelas, bau kabut disana masih asli bau kabut. Enggak kayak kabut yang akhir-akhir ini sering muncu di sekitar kita. Enggak! Kalo kabut yang itu mah namanya kabut oplosan. Baunya aja asep kendaraan. Bukan bener-bener bau kabut yang asli. Kalo kabut yang asli itu, kalo kita ngehirup itu hawanya kayak lagi mengendus leher perempuan, Sempurna! Ciptaan Tuhan emang luar biasa. Entah itu kabut, entah itu wanita. Sama-sama sempurna! Oke gue khilaf, lupakan!

Lagi-lagi tempat wisata yang satu ini enggak berada di daerah Kota Semarang, tapi berada di daerah Bandungan. Seperti halnya dengan Air Terjun Semirang yang terletak di Kabupaten Semarang, Bandungan pun juga berada di regency-nya Semarang. Selain bisa menikmati hawa dingin, bisa juga bikin foto pre-wedding di candi-candi yang memiliki nilai sejarah yang tinggi itu men. Bisa juga buat lu lu yang masih belum laku, lalu ingin mengakhiri hidup lu dengan segera, bisa tuh minum air belerang yang mengalir di sana. Nikmat sepertinya.

*Regency= Kabupaten

Masalah harga? Jangan ditanya. Enggak sampai Rp10.000 kok. Masalah pemandangan? Jangan ditanya. Enggak kalah indah dari body anak SMA yang belakangan ini sering nampang di internet tanpa menggunakan pakaian sama sekali. Trust me! It's real!

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Tracking. Penjelasannya sih sama kayak tracking yang udah gue jelasin di atas. Bedanya, jalanan yang bakalan dilaluin jauh lebih layak dan rute yang bisa dilaluin adalah rute mengelilingi dan menyambangi kesembilan candi yang ada.

B. Kuding. Berasal dari kata kuda dan ing. Yang gue karang semau gue. Yang artinya, dari pada capek tracking mending naik kuda aja. Tapi buat para gembelpacker, kayaknya kuding sulit dilakukan. Karena dompet mencak-mencak enggak rela isinya dikeluarin. Mahal coy!

C. Camping. Iya, camping. Jadi, kita bisa mendirikan tenda disana. Kemah gitu lah kalo kata anak SD. Jangan bingung mau mendirikan tenda dimana, disana sudah disediakan tempatnya kok. Jangan khawatir enggak kebagian tempat, luas kok tempatnya. Bayar? So pasti. Tapi yang jelas enggak semahal nyewa pecun kok.

Review lain mengenai Candi Gedong Songo bisa dilihat DI SINI dan DI SINI

Ketiga

Gue ganteng! Bukan! Ini bukan tempat wisata! Ini cuman sebuah pengakuan dari seseorang yang ganteng!

Keempat

Kampung Laut. Seperti namanya, kampung ini merupakan salah satu perkampungan unik yang dibangun di atas laut. Bukan laut sih sebenernya, tapi lebih mirip tambak, tapi airnya asin, nah loh bingung kan? Intinya, perkampungan ini bukan perkampungan yang mengapung, tapi perkampungan yang sengaja di bangun diatas suatu perairan yang sangat luas dengan air yang asin. Sebenernya Kampung Laut itu bukan pure sebagai tempat wisata, tapi lebih condong ke arah wisata kuliner. Walaupun namanya kampung, tapi tempat ini bukan kampung. Melaikan sebuah restoran yang menamakan dirinya sebagai kampung. Waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini adalah di waktu malam hari. Karena selain bisa menikmati makanan yang emang "berkelas", kalian bisa menikmati pemandangan keren yang mungkin enggak bisa lu dapetin di daerah lain. Letak Kampung Laut enggak jauh-jauh amat dari pusat Kota Semarang yang berada di daerah "Simpang Lima", mungkin hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk bisa mencapainya.

*Pure= Murni

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Yang namanya tempat wisata kuliner, ya apa lagi yang bisa dilakukan kalo enggak makan? Ya kan?

B. Eits, tunggu dulu. Kampung Laut enggak se-mainstream itu kok. Mancing bisa.

C. Masih mainstream ya? Gimana kalo dengerin biduan nyanyi.

D. Emm masih terlalu mainstream juga ya? Kalo lihat sunset? Ah yang bener bisa lihat sunset? Iya, gue serius. Bisa lihat sunset. Tapi ya ala kadarnya hhhee.

E. Masih mainstream juga? Mending lihat gambarnya aja deh ah nih...

Review lain mengenai Kampung Laut bisa di lihat DI SINI

Kelima

Mang engking. Memiliki karakteristik yang hampir sama seperti Kampung Laut, tempat wisata ini pun merupakan wisata kuliner yang berada di daerah Ungaran. Bedanya, di bawah dari saung-saung yang dimiliki restoran wisata ini, air yang berkecembeng di bawahnya adalah air tawar yang dihuni oleh ratusan ikan koi. Tempat terbaik mengunjungi tempat ini adalah waktu sore hari. Karena sewaktu sore, lu bisa menyaksikan sunset yang lumayan keren dengan background Gunung Ungaran. Terus buat yang udah bosen hidup, bisa kali menyerahkan diri ke dalam suatu kandang yang diisi oleh harimau bengal yang masih hidup dan masih doyan daging. Di sana teredapat 2 ekor harimau yang biasanya melek sewaktu pagi dan sore hari.

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Udah gue sebutin kan kalo karakteristiknya enggak berbeda jauh sama kayak Kampung Laut. Jadi ya hampir kesemua yang ada di Kampung Laut bisa juga dilakuin di sini. Makan, Mancing, Dengerin Biduan nyanyi, Liat sunset, yaaah mirip lah.

B. Lihat harimau dari deket? Ah berasa kebun binatang aja ya? Tapi enggak mainstream kan? Makan sambil ditemenin harimau? Yaaah walaupun jauh sih hhe.

C. Lihat sunset. Sunset di sini jauh lebih keren dari pada sunset di Kampung Laut. Berlatar belakang Gunung Ungaran, matahari sore nyembil di balik gunung yang satu ini. Bukan gunung kembar ya!

Review lain mengenai Mang Engking bisa di lihat DI SINI

Kelima

Emang sih kedua tempat wisata kuliner yang gue sebutin di atas emang makanan yang "berkelas" dan jangan ditanya soal harga, tentunya akan "berkelas" juga. Gampangannya lu makan puas dan kenyang di salah satu dari kedua tempat yang udah gue sebutin tadi di atas (Kampung Laut dan Mang Engking), sekali lu makan di sana, lu bisa makan selama satu minggu kalo lu makan di warteg. Eit, jangan berkecil hati dulu, backpacker kece harusnya enggak nyerah gitu aja men. Belakangan ini, telah di buka Cisarua Mountain Dairy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cimory di sekitaran Kota Semarang, tepatnya di daerah Bawen. Jadi, enggak perlu jauh-jauh ke puncak kalo cuman mau ke Cimory, di Semarang ada! Sementara bawen itu adalah suatu daerah yang terletak di Ungaran ke sana lagi dikit ke arah Jogja tapi enggak jauh-jauh amat. Mungkin dari daerah kampus UNDIP atas, hanya diperlukan waktu sekitar 60 menit. Tenang men, walaupun kelihatannya berkelas, lu bisa dapetin segelas susu segar dengan pilihan berbagai macam rasa hanya dengan nukerin pake duit Rp4000 aja. Masalah harga makanan, harga standart kafe-kafe lah, dengan duit enggak lebih dari Rp30.000 mungkin lu bakalan hampir ngeledakin perut lu. Dengan syarat lu bukan merupakan masusia yang memiliki tipe perut karet dan juga lu bukan manusia kelaparan yang udah enggak makan selama bertahun-tahun.

Kalo menurut gue sih, makanan disini enggak lebih enak dari pada makanan di Kampung Laut. Saran gue, kalo mau makanan yang emang enak, ya meding ke Kampung laut aja, lebih puas.

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Yaaah enggak beda sama wisata kuliner lainnya. Yang maistream di lakuin, makan-minum-menikmati view yang khas.

B. Belanja semua serba susu. Es krim, youghurt, susu pasteurisasi dan lain-lain. Dan itu segar-segar semua. Yaaah walaupun segar karena penyimpanan, tapi yang jelas SEGAR. Tapi inget, walaupun di sana ada yang serba susu, jangan pernah minta dibungkusin susu mbak-mbak yang di sana ya? Jangan!

C. Lihat hewan. Sebenernya ada sih hewan-hewan gitu di sana. Tapi bukan tujuan utama sih menurut gue. Kalau mau lihat hewan mah mending ke kebun binatang aja. Kalau enggak sempet ke kebun binatang cukup dengan ngaca aja bisa kok!

Review lain mengenai Cimory bisa di lihat DI SINI

Keenam

Masih berhubungan dengan wisata kuliner, tapi tempat makan yang satu ini merupakan salah satu dari 4 cabang lainnya yang pernah di buka. Cabang pertama dan ke dua yang ada di Yogyakarta dan Jakarta udah tutup, sementara yang tersisah hanya ada di Semarang dan Malang. Tempat makan ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu suasana khas Belanda. Usaha ini merupakan usaha turun temurun yang udah berdiri sejak tahun 30-an. Namun, Toko Oen yang berada di Malang telah berganti kepemilikan, jadi orisinalitasnya telah agak berkurang. Sementara yang di Semarang masih dimiliki oleh keturunan ketiga dari pendiri toko tersebut. Mungkin, opa dan oma Belanda yang singgah di Semarang akan mengunjungi tempat yang satu ini untuk mengobati rasa kangennya terhadap negeri kelahiran mereka. Sajian yang paling khas disini merupakan sajian yang menjajakan jajanan dan makanan khas negeri eropa, china dan sajian khas Indonesia tempo doeloe. Untuk masalah harga, sebanding lah dengan dibawanya kita menuju suasana tempo doeloe yang emang terkenal "agak mahal" untuk kalangan pri bumi. Letak Toko Oen enggak jauh-jauh amat dari Simpang Lima, mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menuju toko yang satu ini. Letak Toko Oen berada di Jalan Pemuda, tepatnya di depan pintu parkir mall Sri Ratu Semarang. Yang paling dicari kalo kesini adalah ice cream-nya men! Mantab! Sebanding sama harga!

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Seperti "poin A" yang sebelum-sebelumnya. Mainstream lah untuk kelas wisata kuliner, lu mau makan-mium-muntahin -makan lagi dan minum lagi juga bisa.

B. Menikmati es krim. Ini nih yang menurut gue enggak mainstream. Eit's jangan nge-judge dulu. Emang sih menikmati es krim bisa dimana aja. Tinggal beli es krim di Alfa atau Indo terus nikmati di depannya juga bisa kok. Tunggu dulu, jangan berpikiran gitu dulu. Es krim di sini beda. Es krimnya handmade dengan resep yang turun-temurun. Soal rasa? Jangan ditanya enaknya.

*Judge= Menilai
*Handmade= Buatan tangan manusia


C. Lihat oma opa Belanda yang masih romantis sama pasangannya sampai tua. Lalu mencontohnya. Iya, kita harus setia terhadap pasangan. Biar enggak kena HIV gitu kata menkes RI. Lalu, dicegah pake kondom. LOL!

Review lain mengenai Toko Oen bisa di lihat DI SINI 

Ketujuh

Pantai Cahaya. Pantai ini terletak enggak jauh-jauh amat dari Kota Semarang, tepatnya di daerah Kendal. Walaupun Kendal bukan merupakan bagian dari Kota Semarang, tapi Kendal masih merupakan daerah di Sekitar Semarang kok. Buat kalian-kalian yang belum pernah ngelihat lumba-lumba secara langsung, disini tempatnya. Jadi, disini ada semacam tempat yang dibuat untuk pertunjukan hewan laut gitu, dan itu permanen. Jam pertunjukan terakhir adalah jam 15.00. Selain ngelihat pentas lumba-lumba, disini tempat di sekitaran Semarang yang sunsetnya keren. Recomended!

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Lihat pentas lumba-lumba. Mainstream sih sebenya. Tapi ini hiburan langka kan?

B. Lu bisa makan pasir pantai dan minum air laut.

C. Lihat sunset. Ini spot keren yang enggak jauh dari Kota Semarang.

Review lain menganai Pantai Cahaya tunggu di postingan gue yang INI, kece dah pokoknya!

Kedelapan

Umbul Sido Mukti. Tempat wisata ini terletak di daerah Bandungan. Pasar Jimbaran naik ke atas terus. Yang unik dari tempat ini adalah adanya berbagai wahana yang memiliki predikat tertinggi di Indonesia. Keren kan? Semarang punya loh ini. Diantaranya adalah, Flying Fox tertinggi di Indonesia dan Kolam renang tertingi di Indonesia. Bagaimana enggak tertinggi, lah wong terlatak pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut kok. Masalah harga? Jangan khawatir, enggak sampai 50 ribu kok untuk paketan satu orangnya.

Info: Apa yang bisa dilakukan di sana?

A. Mengadu adrenalin. Ada banyak permainan di sana. Diantaranya adalah Flying Fox, Naik ATV, menuruni bukit setinggi 35 meter, marine bridge (Menyebrang bukit tinggi di atas jembatan jaring-jaring)

B. Berenang di kolam renang tertingi di Indonesia.

C. Camping

Review lain mengenai Umbul Sidomukti bisa dilihat DI SINI

Terlepas dari kata mainstream yang belakangan ini menjangkiti manusia. Menurut gue, tempat wisata itu enggak ada yang mainstream. Kenapa? Karena perjalanan dengan partner berbeda, cara berbeda dan waktu yang berbeda itu akan meruntuhkan kata mainstream itu dengan sendirinya. Karena, perjalanan dengan destinasi sama, namun partner, cara dan waktu yang berbeda akan menghasilkan cerita tersendiri yang tentunya berbeda pula. Toh, kegiatan itu enggak kita lakukan berulang kali setiap harinya kan? Dengan orang yang sama kan? Dengan waktu dan cara yang sama kan? Pastilah enggak. Tapi, kalau toh iya, apa iya tiap hari kita mengunjungi tempat tersebut? Enggak kan?

Jadi, jangan malu kalau ternyata kalian mengunjungi suatu destinasi yang dianggap mainstream. Kalaupun itu mainstream tapi kita belum pernah ke sana, apa iya itu mainstream buat kita? Enggak kan? Itu mainstream buat orang yang udah sering ke sana dengan cara dan partner yang sama dengan intensitas yang sering, monoton itu namanya. Tapi kan itu enggak mainstream buat kita yang belum pernah ke sana. Ya kan?

Enggak masalah mengunjungi tempat wisata yang kata orang itu mainstream, selama tujuannya baik. Ada masalah kah? Masalah ya kalo gue share tempat mainstream dengan tujuan memajukan perpariwisataan Indonesia? Enggak kan? Itu tujuan mulia kan?! Masalah ya kalau gue kepo sama tempat wisata yang kata orang itu mainstream, terus gue pajang foto-foto gue di tempat mainstream itu ke sosmed gue, masalah ya emang? Enggak kan?!

Ayo kita majukan perpariwisataan di Indonesia dengan cara kita mengunjungi tanpa merusak, mendiskripsikan, bercerita, share foto dan hal positif lainnya dengan tujuan satu, "Memajukan perpariwisataan di Indonesia" entah itu yang kata orang tempat mainstream atau bukan, karena itu sama saja. Sama aja tempat wisata, sama-sama di Indonesia, sama-sama keren. Majulah perpariwisataan Indonesia. Negara indah tempat berbagai macam surga dunia.

Tanpa merendahkan harkat dan martabat perpariwisataan di Indonesia pada umumnya dan di Semarang pada khususnya, itulah kedelapan tempat wisata di sekitaran Semarang yang "enggak mainstream" menurut versi gue, gimana menurut versi lu lu semua?

Akhir kata, salam buat "Papa!"

@bayutaufani
Bayu Taufani Haryanto

Show comments
Hide comments
3 komentar:
Write comment
  1. ahh photonya ada enggak nih masa tulisan semua..., hehe tampilin dong, malas ngeklik "di sini" haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa jadi... bisa jadi... ditampung sarannya...

      Hapus
  2. bisa jadi... bisa jadi... ditampung sarannya...

    BalasHapus

Back to Top