Aneh ya baca judul gituan di Papabackpacker? Apa coba hubungannya “mending jomblo sampai nikah” sama backpackeran? Jadi, ini blog backpacker atau blog acakadut alay-alay tempat curhat? Papabackpacker udah pensiun ya? Atau Papabackpacker udah almarhum? Mungkin enggak sedikit dari kalian yang punya pertanyaan-pertanyaan kayak gitu? Atau malah ada yang dengan tegas langsung bilang “Idiiiih... Ini ngapain sih Papabackpacker jadi tempat curhat ginian? Jadi males bacanya deh!” Sebelumnya sih, Papa ucapkan maaf buat kalian semua yang udah ngikutin Papabackpacker dari awal, lebih-lebih... yang selalu nungguin Papabackpacker (Eh, emang ada ya?). Papa mohon maaf yang sebesar-besarnya karena udah ngerubah Papabackpacker yang basis awal diciptakannya adalah sebagai travel blogger, eh malah sekarang jadi blog campur-campur acakadut alay-alay nggak jelas tempat curhat kayak gini. Setelah kalian bisa memaafkan Papa, sekarang Papa mau minta kalian supaya maklum. Sekarang, Papabackpacker udah bertansformasi jadi blog yang mengincar market share yang lebih luas lagi. Jadi, enggak melulu tentang traveling doang. Kenapa kok kayak gitu? Kenapa kok Papabackpacker berubah? Ada yang tanya kayak gitu kah? Kalau iya, Papa cuman bisa jawab gini:
Seorang backpacker pastinya punya kehidupan lain, jadi aktivitasnya pun nggak cuman traveling doang, foto-foto di tempat yang jauh, ngeditin foto, kesasar, bereksperimen dengan titik-titik aneh di GPS, tanya jalan ke penduduk sekitar, melakukan hal gila supaya bisa menekan biaya perjalanan dan segala hal meribetkan ataupun menyenangkan yang berhubungan dengan backpacking. Seorang Backpacker pun pasti punya kehidupan yang kompleks, sama kayak orang-orang lainnya. Seorang backpacker pun bisa juga patah hati yang kemudian bikin dia jadi galau atau mungkin bunuh diri? Seorang backpacker pun bisa tiba-tiba bangkrut jatuh miskin, bisa juga jadi kaya mendadak karena tulisannya viral. Seorang backpacker pun bisa jadi punya jiwa sosial yang enggak kalah dibanding relawan-relawan PMI ataupun Basarnas. Seorang backpacker pun mungkin juga punya masalah gimana caranya ngilangin kebiasaan onani. Yakinlah, itu semua benar adanya.
Terlepas dari semua hal alay yang udah Papa ungkapin di paragraf sebelumnya, yang terpenting adalah Papabackpacker ini blognya Papa. Jadi, mau diisi apapun, mau diisi link download bokep kek, mau diisi tips trik blogging kek, mau diisi kiat-kiat backpacker kek atau apapun... tetep aja blog ini punya Papa. Jadi, ya terserah Papa mau ngisi apa aja dong ya? Hahahaha :D Tapi, hal alay yang Papa bagiin di Papabackpacker akan ada sisi positif yang bisa ditiru dan dimanfaatkan kok. Kalaupun ada hal negatif yang ditonjolkan, yakinlah itu cuman kiat-kiat buat narik traffic blog doang hehehehe :D
Papabackpacker itu, dulu cuman pakai platform gratisan di wordpress (dot) com. Awalnya, Papabackpacker dibuat cuman buat iseng-iseng doang. Nggak tau kenapa, makin kesini malah ada beberapa tulisan di papabackpacker (dot) wordpress (dot) com (sekarang udah nggak aktif) yang entah gimana caranya bisa familiar banget sama google search engine. Kalau iseng ngetik ke google pake kata kunci “Susu Dijemur Di Bali”, “Ke Bali Naik Motor”, “Prewed Rafi Gigi Di Bali” nggak tau kenapa blog Papabackpacker selalu muncul di halaman satu google. Naaaah... berkat hal remeh kayak gitu, rasanya jadi pengen lebih serius dikit buat ngeblog. Pengen punya blog yang lebih profesional tanpa ada embel-embel wordpress di belakangnya. Berbekal keinginan itu, Papa mulai cari-cari info gimana caranya buat ngilangin embel-embel wordpress di belakang nama Papabackpacker. Singkat cerita, Papa berhasil nemuin langkah-langkahnya, yaitu dengan cara yang disebut “Mapping domain”. Intinya sih, musti bayar $15 gitu ke wordpress. Alangkah sulitnya hidup di Indonesia yang susah banget buat bayar-bayar ke layanan yang punya basis di luar negeri. Jadi, bayar $15 ke wordpress itu nggak bisa pake transfer bank, musti pakai kartu kredit atau paypal. Kaum “Papa” (miskin red.) kayak Papabackpacker gini mana bisa bikin kartu kredit. Baru mau apply bikin kartu kredit aja pasti langsung ditolak ya. Jadi, yaudahlah pupus sudah harapan buat punya blog yang tanpa ada embel-embel wordpress-nya. Yaudahlah, kayaknya emang Papabackpacker musti bertahan sama wordpress dulu lah, sampai suatu saat bisa punya kartu kredit terus bisa bayar deh itu. Ini patah hati yang pertama.
Nyatanya, perbankan Indonesia nggak seburuk yang dibayangin. Ternyata ada salah satu bank yang bisa mengakomodir hal-hal yang berkaitan dengan kartu kredit tapi tanpa kartu kredit. Bingung kan? Ntar bakalan Papa bahas secara terperinci di artikel lain. Intinya sih, ada salah satu bank yang kartunya bisa dipake buat bayar-bayar ke layanan atau merchant atau toko online di luar negeri. Jadi, kartu bank tersebut pastilah bisa buat menyelesaikan pembayaran di wordpress. Naaaah... tanpa harus nunggu buat punya kartu kredit dulu, bangkit lagi tuh harapan Papa buat punya blog yang tanpa ada embel-embel wordpress dibelakang nama Papabackpacker. Malangnya, saat Papa udah berhasil menemukan cara pembayaran ke wordpress tanpa pake kartu kredit itu, program yang namanya “Mapping domain” udah enggak ada lagi di wordpress. Kalau mau punya blog tanpa embel-embel wordpress musti pake paket premium dari wordpress. Dimana paket premium itu mereka jual seharga 48 dollar. Harga segitu terlalu mahal buat Papabackpacker, kalau 15 dollar per tahun sih masih mending. Tapi kalau 48 dollar buat setahun ya jelas kemahalan. Yaudahlah, kayaknya emang Papabackpacker musti bertahan sama wordpress lagi lah, sampai suatu saat bisa punya kartu kredit dan yakin bisa bayar 48 dollar tiap tahunnya. Ini patah hati yang kedua.
Nggak tau kenapa (Udah berapa kali baca kalimat itu di artikel ini?), rasanya tetep aja pengen punya blog yang kelihatan lebih profesional. Profesional itu maksudnya tanpa ada embel-embel di belakangnya, jadi ya cuman papabackpacker.com doang gitu, bukan papabackpacker (dot) wordpress (dot) com. Jadi, ya tetep aja Papa cari-cari gimana caranya biar bisa punya blog yang lebih kelihatan profesional, tapi nggak semahal 48 dollar. Hingga akhirnya Papa nemu suatu cara yang bisa mewujudkan keinginan Papa. Yaitu, pindah dari wordpress ke blogspot. Tapi, opsi itu masih Papa kesampingkan. Karena opsi itu pasti bakalan sangat berat sekali untuk dilaksanakan. Bakalan ribet banget. Masa Papabackpacker musti pindah ke lain hati? Kayaknya susah kalau musti pindah ke lain hati. Coba deh dipikir, emangnya di dunia ini ada gitu pindah ke lain hati tapi rasanya nggak berat banget, nggak ribet, nggak susah? Apalagi pindah ke lain hatinya karena dipaksa oleh keadaan? Pasti bakalan susah kan? Singkat cerita, setelah mengalami pergulatan hati dan karena tetep aja Papa pengen punya blog yang lebih profesional, jadilah opsi terberat tersebut tetep Papa ambil.
Jadi gini rasanya ngebangun sesuatu dari nol tapi ditengah-tengah perjalanan, hanya karena keadaan dan ambisi tertentu musti ngehancurin apa yang pernah susah payah dibangun. Iya, Papabackpacker sekarang pindah ke lain hati. Udah nggak di wordpress lagi, sekarang pindah ke blogspot. Tapi, nggak ada embel-embel blogspotnya. Alamat blognya jadi papabackpacker.com bukan papabackpacker.blogspot.co.id yaaa... walaupun bisa juga sih diakses lewat papabackpacker.blogspot.co.id tapi nanti bakalan dialihin ke papabackpacker.com Oh ya, bagian pindah-pindah ini nanti bakalan di bikinin artikel tersendiri yaaaa. Hebatnya, domain Papabackpacker.com ini cuman dibeli seharga $3 koma sekian dollar yang kalau dikonversi ke Rupiah cuman jadi Rp67.000 doang. Intinya, Papabackpacker sekarang udah PINDAH KE LAIN HATI, Papabackpacker udah punya rumah sendiri. Papabackpacker udah kelihatan lebih profesional sedikit. Seperti cita-cita Papa, Papabackpacker udah jadi dot com.
Ini nih, bagian ter-nggak enak dari yang namanya pindah ke lain hati. Papa musti mindahin satu-satu semua artikel yang udah pernah diketik dan dibagikan di platform yang dulu. Itu artinya harus mengais-ngais masa lalu yang pernah menjadi indah pada zamannya. Bagian terparahhnya adalah Papa musti merelakan tempat nomor satu itu suatu saat pasti diambil alih oleh orang lain, ya… walaupun suatu saat yang akan datang Papa yakin bisa mengambil kembali tempat nomor satu tersebut. Terus parahnya lagi, Papa musti merelakan semua hal yang sudah terindeks di google harus lenyap secara perlahan. Tapi nggak ada sedikit pun kekhawatiran yang terlalu mengkhawatirkan, karena apa yang telah Papa bagikan selama ini adalah sesuatu yang tingkat originalitas-nya dapat diadu sama yang orang lain berikan. Jadi, mengais-ngais masa lalu mana yang rasanya enak? Ah, rasa-rasanya nggak ada. Walaupun nggak enak rasanya, tetep aja harus Papa lakuin. Demi masa depan yang lebih baik dan demi blog agar terlihat lebih professional. Tidak menutup kemungkinan Papa bisa aja balik lagi ke platform yang dulu. Siapa tau dengan pindah ke lain hati ini bisa bikin Papabackpacker jadi kaya raya. Jadi, mau semahal apapun biaya yang dikeluarin untuk kembali ke platform yang lama, nggak jadi masalah. Artinya, nggak menutup kemungkinan juga Papa bisa kembali merebut tahta nomor satu dengan platform yang dulu kan? Atau malah sebaliknya, Papa yang awalnya terpaksa pindah ke lain hati ini, lama-lama malah bisa ngerasain kenyamanan yang lebih dibandingkan platform yang lama? Ah nggak ada yang tau, mungkin cuman Tuhan yang bisa ngejawab. Sekarang bisa aja pindah ke lain hati, besok, pindah lagi ke hati yang lama nggak dosa kan? Sekarang bisa aja pindah ke lain hati, besok, nggak mau pindah ke hati yang lama juga nggak dosa kan? Intinya sih, ya terserah Papa, KAN INI BLOGNYA PAPA KAN? JADI YA BEBAS!
Jadi, apa faedahnya bikin judul “JADI GINI RASANYA (TERPAKSA) PINDAH KE LAIN HATI? #MENDINGJOMBLOSAMPAINIKAH”? Apa hubungannya judul artikel sama isinya? Kok kayaknya nggak nyambung gitu ya? Sengaja kok! Ini namanya judul clickbait, biar pada penasaran sama judul artikelnya, terus ngeklik deh :D Tuh kan buktinya kamu klik juga kan? Baca sampai akhir juga kan? Jadi, di artikel ini Papa emang lagi curhat dan cuman mau ngasih tau, kalau Papabackpacker sekarang udah PINDAH KE LAIN HATI dan sekarang udah jadi dot com. Tidak menutup kemungkinan, ini adalah postingan nyata yang terjadi bukan hanya di dunia maya. Tidak menutup kemungkinan juga, ini hanyalah bualan semata yang hanya terjadi di dunia maya. Mari kita nantikan saja kisah selanjutnya :D
Oke, Akhir Kata, Salam Buat "Papa"!
Bayu Taufani Haryanto
@bayutaufani
+6285727585988
Siap meluncur ke channel youtubenya :)
BalasHapusomnduut.com