Selasa, 07 Oktober 2014

Wisata Malam Yogya: Intip Gimana Kerennya Taman Lampion Monjali Yok?!






Kreatifitas dari warga Yogya emang enggak ada habisnya. Mereka seakan bisa merubah hal yang enggak penting menjadi menarik dan hal yang menarik menjadi semakin menarik. Contoh kecilnya adalah Jalan Malioboro. Siapa sih yang udah pernah ke Malioboro tapi masih pengen nginjekin kakinya ke Malioboro lagi? Pasti banyak bukan? Atau mungkin kamu salah satunya? Kalau itu sih contoh tentang tempat menarik yang dibuat menjadi semakin menarik ya? Tapi kalau tempat yang enggak penting menjadi menarik apa coba?

Hayooo tempat apa itu? *Tolol, di judulnya kan udah disebutiiiiin. Ngapain ini ditanyain segala...
Sejatinya, tempat yang fotonya bisa dilihat di atas adalah bagian dari tempat wisata yang bernama Monumen Yogya Kembali atau yang biasa disingkat menjadi Monjali. Untuk tepatnya, foto di atas diambil dari Taman Lampion, atau sebagian orang menyebutnya sebagai Taman Pelangi. Dewasa ini, Taman Lampion sangat memiliki keterkaitan dengan Monjali. Namun, untuk orang yang pernah berkunjung ke Monjali sebelum tahun 2011, tentunya tidak akan pernah mengkaitkan Monjali dengan Taman Lampion ini. Karena pada dasarnya, Taman Lampion ini baru dibangun dan diresmikan pada tahun 2011 di dalam kompleks Monjali.

Bangunannya berbentuk kerucut, dimana didalamnya terdapat museum yang dikelilingi oleh kolam dengan air berwarna hijau. Biasalah, isi museum ya cuman gitu-gitu doang. Alat-alat perang, foto-foto, diorama dan segala pernak-pernik yang berbau sejarah. Iya, itu memang sangat membosankan. Menurut Papa, ini adalah akibat dari tidak deterapkannya penggunaan teknologi yang mumpuni dalam pembangunan sebuah museum di Indonesia. Dampak lanjutan yang mungkin terjadi adalah keberadaan Monjali akan mulai dilupakan secara perlahan-lahan. Hingga akhirnya, Monjali hanya menjadi sebuah simbol semata yang tidak memiliki arti sama sekali. Kasihan ya Monjali?

Saat itu (Sebelum tahun 2011), fungsi Monjali “hanya” sebagai bangunan yang digunakan untuk memperingati peristiwa bersejarah. Selain itu, digunakan pula sebagai tempat wisata ala kadarnya yang dipaksakan berjalan beriringan dengan sebuah monumen. Tapi, berhubung warga Yogya pada kreatif, Monjali bisa disulap menjadi sebuah tempat wisata malam yang sangat menarik dan tidak menakutkan, bukan?


Pembangunan Monjali untuk pertamakalinya dimulai pada 29 Juni 1985. Monumen tersebut dibangun secara khusus untuk memperingati peristiwa bersejarah. Pada saat itu, sekitar tahun 1949, bangsa Belanda mencoba untuk menguasai Indonesia kembali yang sebelumnya telah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka pada tahun 1945. Berkat perlawanan yang sangat gigih dari bangsa Indonesia, akhirnya pasukan Belanda dapat diusir dari ibukota Republik Indonesia saat itu, Yogyakarta. Peristiwa tersebut juga merupakan pertanda bahwa bangsa Indonesia telah bebas dari belenggu pemerintahan bangsa manapun, termasuk Belanda. Oleh karena sebab itu, monumen tersebut dinamakan “Monumen Yogya Kembali”. Sekarang udah tau kan kenapa monumennya dinamakan Monumen Yogya Kembali?

Info lain mengenai Monumen Yogya Kembali dapat di lihat dari link berikut: Wikipedia

Dengan dibangunya taman Lampion ini, sekiranya dapat menarik kembali ingatan kepada segenap Bangsa Indonesia, bahwa peristiwa bersejarah telah dipertahankannya kebaradaan Indonesia dari jarahan Belanda, pernah terjadi di Yogyakarta. Hal ini secara tidak langsung memaksa masyarakat Indonesia untuk mengingat peristiwa yang melatar belakangi dibangunnya tempat yang mereka kunjungi, Monjali. Yaaah walaupun tujuan utamanya bukan ke Monjali, tapi nyatanya para wisatawan mengunjungi kompleks Monjali lagi kan? :D

Oke, lanjut!

Sebelum memasuki tempat wisata yang telah dikelola secara profesional ini, sejatinya pengunjung tidak boleh masuk. Mungkin karena saking ketatnya penjagaan yang dilakukan kali ya. Tapi tenang aja, menurut pengalaman Papa, masyarakat awam tetep boleh memasuki Taman Lampion ini kok. Iya, boleh masuknya setelah membayar biaya yang buat masuk, kalau enggak bayar ya enggak boleh masuk. Ini kenapa Papa ngetiknya panjang lebar terus enggak jelas yak? Padahal kan tinggal ngetik “bayar tiket masuk” gitu yak?

Yasudah lah, lupakan!

Tenang aja, selama wajah kita masih wajah khas Indonesia, kita enggak akan dipalakin dan disamain bayar tiket masuknya kayak bule-bule kok. Santai, harganya damai buat orang Indonesia. Buat yang mau esek-esek, eh bukan deng, tapi cek-cek harga tiket masuk bisa lihat di official website-nya Monjali DI SINI

Eh bentar...bentar... dari pada penat lihat huruf mulu, mending lihat yang kece-kece dulu deh!


Taman Lampion Monjali ini bukanya kalau udah malem. Lagian kalau ke sana siang-siang atau sore-sore dan matahari belum berganti bulan, kan ya percuma to dateng ke taman lampion? Wong yang mau dilihat itu kekecean lampion yang dipajang di sana kan? Bukan bule-bule yang lagi njemur tetek di Pantai kan? :D

Kalau ditilik dari namanya, udah jelas lah kalau di Taman Lampion ini isinya adalah taman dan lampion. Iya, benar sekali. Tapi enggak sepenuhnya benar loh. Soalnya di Taman Lampion ini ada tempat lainnya, contohnya kios yang jualan makan dan minuman, ada panggung hiburan, ada mainan-mainan gitu (Bebek Air, Kereta-keretaan dan lain sebagainya) dan masih banyak lagi tempat lain yang membuat Taman Lampion ini semakin menarik. Eh, ada Monjali juga deng, tapi kalau malem mah... Monjalinya udah tutup.

Taman Lampion ini letaknya di Jalan Lingkar Utara, Yogyakarta, atau lebih familiar dengan sebutan Ring Road Utara. Enggak perlu pusing carinya, di Google Maps udah ada kok. Tinggal ketik “Monumen Yogya Kembali” udah deh beres. Yang jelas, untuk menuju Taman Lampion ini enggak membutuhkan waktu melebihi 30 menit kalau dari Jalan Malioboro. Tapi dengan catatan enggak jalan kaki, enggak macet, enggak kehabisan bensin, enggak harus mampir ke tukang tambal ban dulu dan yang jelas, enggak kesasar. Mudah sekali bukan?

Coba tebak, ini namanya bapak siapa hayooo?


Rugi deh kalau enggak ke Taman Lampion Monjali. Soalnya, lampion yang disajikan di sana itu kece badai. Banyak jenis lampionnya, banyak warna-warna yang dipancarin dari lampionnya, dan yang jelas, jumlahnya banyak. Selain itu, Taman Lampion Monjali ini bangunannya permanen, enggak musiman gitu. Jadi, enggak kayak taman lampion yang mulai menjamur di daerah lainnya, tapi dengan embel-embel “Dari tanggal xxx sampai tanggal xnxx”. Keren kan Taman Lampion Monjali?

Lebih kerennya lagi, lampion yang ada di sana itu bentuknya beda dari taman lampion lainnya, bentuknya unik-unik. Keren deh pokoknya. Ada miniatur Tembok China, bermacam-macam bunga, miniatur negara Korea, sampai Wajah presiden Indonesia pun ada. Pokoknya banyak macemnya deh.


Jadi, masih punya alasan apa coba biar enggak nginjekin kaki dan melekin mata di Taman Lampion Monjali? Udah enggak punya alasan kan? Yuk, wisata ke Taman Lampion Monjali?!


Info lain mengenai Taman Lampion Monjali dapat dilihat dari dua link berikut: Wikipedia dan YOGYES

Oke, Akhir Kata, Salam Buat “Papa”!

@bayutaufani
@papabackpacker
Bayu Taufani Haryanto

Show comments
Hide comments
17 komentar:
Write comment
  1. wahh keren juga ya taman lampionnya kayak yang di Batu Night Spectacular :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Katanya malah lebih kerenan yang di Batu deh mbak hehehe :) Tapi enggak tau deng, belum pernah ke taman lampion yang di Batu :)
      Sudah pernah ke taman lampion yang di Batu mbak? Hehehe :)

      Hapus
  2. belum pernha kesini.. u klo malam pake iso brp tuh cakep bgt tu photo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah itu kan enggak jauh kalau dari Sangiran mbak, kalau ke Sangiran bisa, berarti bisa tuh ke taman lampion yang ini hehehe :D
      Itu pakai ISO 800 F 3.5 gelap soalnya mbak, terus tinggal atur speed aja, biasanya dapet gambar oke :) Kalau foto yang itu di atas sih rata-rata speed dibawah 1/100, malah ada yang pakai 1/8, gelap soalnya. Bawa tripod kalau mau moto di sana, biar gampang hehehe :D
      Eh, makasih ya fotonya dikatain cakep mbak hehehe :)

      Hapus
  3. udah 3x ke yogya tp belum pernah ke sini.. aku jg lg belajar cara ambe photo bgs dimalam hari harus nururin f nya kan ya , biasanya aku main di iso 1600 klo malam hari. klo tripod aku ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ke Yogya lagi lah mbak hehehe :D
      Waaah sama-sama lagi belajar hehe :)
      Iya, main di f kecil aja, 3.5 gitu malah enak, ISO nya jangan tinggi-tinggi, noise nya banyak entar mbak :)
      Kalau gelap-gelap enakan pakai tripod mbak, ISO jangan terlalu tinggi, f juga rendah, terus speed juga rendah, enggak noise gambarnya entar hehehe :)

      Hapus
  4. tipikal nulisnya sama deh kayak blogger namanya cumi lebay :)
    eh keren ya... duh pengin wisata keliling Indonesia deh... >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduuuh, tulisan saya masih acakadut mas, masih belepotan kalau cumi lebay kan udah expert hehehe :D
      Waaah bisa tuh mas, ajak-ajak saya juga lebih bisa lagi tuh hehehe :D

      Hapus
  5. Wah, keren!!! Gue aja yang orang Jogja baru tau loh. Kelamaan merantau di Bandung nih, hahaha. Btw salam kenal ya. Gue suka konsep lo, keep up the good work :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo pulang ke Jogja mas. Jogja emang selalu hits deh pokoknya hehehe :D
      Wah iya salam kenal juga :)
      Wah terimakasih mas :) Masih dalam taraf belajar buat ngetik lebih baik lagi saya mas hehehe :)

      Hapus
  6. Tulisannya udah bagus kok, bro. Tapi fotonya digedein lagi dong biar asoy, hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah masih dalam taraf belajar biar jadi bagus sih sebenernya hehehe :D
      Wah sarannya diterima, dan udah diaplikasikan dipostingan yang terakhir tuh, tapi cuman 1 foto deng hehehe :D

      Hapus
  7. Jumlah lampionnya udah tambah banyak belum ya? Pas tahun 2011 ke sana lampionnya masih sedikit. Terus ada juga semacam wahana permainan kayak boom-boom car apa ya masih?

    Lumayan juga Monjali jadi rame gini pas malem. Dulu sebelum ada taman lampion kesannya spooky gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh kalau jumlahnya enggak begitu paham kak, yang jelas ada lampion yang nyala lampunya masih terang banget, beda sama lampion-lampion yang lainnya. Mungkin itu lampion baru kali ya? Hehehe

      Kalau wahana permainan kayak becak air, becak mini gitu masih ada, tapi kalau boom-boom car kayaknya udah nggak ada deh kak hehehe

      Iya, kunjungan wisata ke Monjali jadi tambah, Monjali juga jadi lebih berwana gitu. Salut lah sama orang Yogya yang pada kreatif hehehe :)

      Hapus
  8. aku udah pernah kesini papa.. lampionnya bagus.. aku suka yg dekat pintu masuk.. ada gorilla raksasa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah... Iya bagus-bagus bentuknya. Jarang-jarang ada di daerah lain, jadi berasa eksklusif gitu hehe. Kalau saya sih sukanya yang di korea itu, berasa lagi di korea bawaannya hehe :D

      Hapus

Back to Top